Hubungan antara orang tua dan anak adalah ikatan yang sangat penting. Seiring berjalannya waktu, terkadang kunjungan anak menjadi tidak seberapa sering seperti dulu. Orang tua mungkin merasa bingung dengan situasi ini.
Ternyata, hal tersebut bisa disebabkan oleh beberapa kebiasaan sepele yang tidak disadari.
Mengutip dari Geediting.com Sabtu (16/8), ada delapan kebiasaan yang secara tidak sengaja menjauhkan anak-anak. Mengenali perilaku ini merupakan langkah pertama untuk memperbaiki hubungan.
Berikut adalah delapan kebiasaan yang dapat membuat anak-anak enggan berkunjung:
-
Mengkritik Rumah Anak
Anda memperlakukan rumah anak seperti hotel yang sedang Anda ulas. Anda mengidentifikasi banyak hal yang perlu diubah. Anak-anak merasa dinilai di rumah mereka sendiri.
-
Membahas Sejarah Lama
Setiap kunjungan dijadikan momen untuk membahas kesalahan masa lalu. Mereka mulai merasa kunjungan ini seperti persidangan. Mereka menjadi takut untuk berkunjung karena khawatir akan dihakimi.
-
Memberikan Saran Tersembunyi
Anda memberikan saran yang dikemas dalam bentuk pertanyaan seolah-olah polos. Anak-anak merasa dihakimi karena kurangnya penilaian mereka. Mereka menjadi enggan berbagi cerita.
-
Membuat Setiap Obrolan Tentang Diri Sendiri
Anak menceritakan keberhasilannya, tetapi Anda langsung mengalihkan percakapan. Anda selalu membicarakan pengalaman pribadi di masa lalu. Anak merasa tidak didengar dan tidak penting.
-
Memicu Perasaan Bersalah
Anda menciptakan rasa bersalah pada anak agar mereka mau berkunjung. Kunjungan mereka terasa seperti kewajiban yang berat. Hal ini justru dapat merusak ikatan yang ada.
-
Cemburu terhadap Hubungan Lain
Anak memiliki pasangan atau teman, dan Anda bersikap seolah-olah Anda adalah saingannya. Anda membuat mereka merasa bersalah karena memiliki orang lain yang disayangi. Anak tidak akan nyaman jika Anda seperti itu.
-
Tidak Memperbarui Pandangan Anda
Anda masih melihat anak sebagai orang yang sama seperti masa kecilnya. Mereka tidak bisa berkembang di mata Anda. Pandangan ini membuat mereka merasa tidak dihargai.
-
Membuat Kunjungan Terasa Seperti Pekerjaan
Setiap kali berkunjung, Anda meminta anak untuk mengerjakan tugas-tugas rumah. Anda menyiapkan pekerjaan khusus untuk kedatangan mereka. Anak merasa kehadirannya hanya dimanfaatkan.
Mengenali kebiasaan-kebiasaan ini menjadi hal yang penting bagi orang tua. Kunjungan anak seharusnya menjadi momen kebahagiaan dan kenyamanan. Dengan demikian, anak tidak akan lagi enggan berkunjung.
Setiap hubungan yang tulus membutuhkan pemahaman dan komunikasi terbuka. Berhenti melakukan hal-hal ini dan lihatlah bagaimana kunjungan anak berubah. Perubahan kecil ini bisa membawa dampak besar.