Purwodadi | Forum Kota – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama instansi terkait menggelar rapat koordinasi (rakor) penanganan banjir yang berlangsung di Gedung Pitaloka, Purwodadi pada Kamis (23/1/2025). Rapat dipimpin langsung oleh Pj. Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (Purn) Drs. Nana Sudjana, M.M., dan dihadiri oleh Kepala BNPB RI, Kepala BMKG Jawa Tengah, Kepala BBWS Pemali Juwana, serta sejumlah kepala daerah, termasuk Bupati Demak dan Bupati Grobogan.
Dalam laporannya, Bupati Demak, dr. Hj. Eisti’anah, S.E., memaparkan dampak banjir di Kabupaten Demak yang terus berulang setiap tahun. Pada tahun 2024, jebolnya tanggul Sungai Wulan di bulan Februari dan Maret menyebabkan lebih dari 131.000 jiwa terdampak dan merendam ribuan hektar sawah. Tahun 2025, tanggul Sungai Cabean kembali jebol, memengaruhi sekitar 9.000 jiwa.
Bupati menyoroti kondisi kritis pintu air Bendungan Wilalung yang menjadi pengatur aliran sungai besar di wilayah tersebut. Dari sembilan pintu yang ada, hanya satu yang berfungsi optimal, sementara lainnya terhambat sedimen dan kerusakan struktural. Ia juga menekankan pentingnya rehabilitasi Sungai Wulan dan penanganan serius terhadap masalah rob yang terus meluas di sisi barat Kabupaten Demak. “Kami harap ada langkah konkret dari BBWS dan kementerian terkait untuk menangani persoalan ini secara komprehensif”, ujar Eisti’anah.
Kepala BMKG Jawa Tengah, Sukasno, S.TP., M.M., memaparkan bahwa curah hujan di wilayah Demak dan Grobogan diprediksi berada pada kategori menengah hingga tinggi, dengan intensitas mencapai 50–300 mm dalam tiga hari. Status siaga ditetapkan untuk kedua wilayah, dengan potensi hujan ekstrem di bulan Januari dan Februari 2025.
Kepala BNPB RI, Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M., menegaskan bahwa normalisasi sungai besar seperti Sungai Wulan, Sungai Lusi, dan Sungai Cabean harus menjadi prioritas dalam mitigasi banjir. “Kami bersama Kementerian PUPR akan memastikan program ini masuk dalam rencana prioritas nasional 2025–2029,” ujar Suharyanto. BNPB juga berkomitmen memberikan dukungan kendaraan operasional dan bantuan rehabilitasi rumah bagi masyarakat terdampak bencana sesuai dengan kriteria kerusakan.
Kepala BBWS Pemali Juwana, Fikri Abdurracman, S.T., M.Si., melaporkan langkah tanggap darurat telah dilakukan di lokasi terdampak banjir. Pihaknya merencanakan peningkatan kapasitas Sungai Wulan hingga mampu menampung 15 juta m³ air sepanjang 30 km. “Kami juga akan meningkatkan kapasitas Sungai Juwana dan menunggu penyelesaian pembangunan Bendungan Jragung untuk mengurangi beban aliran sungai”, katanya.
Acara ditutup dengan Closing Statement dari Pj. Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (Purn) Drs. Nana Sudjana, M.M. Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah untuk menangani banjir secara berkelanjutan. “Koordinasi harus terus ditingkatkan, jangan sampai masalah banjir menjadi persoalan berulang dari tahun ke tahun. Ini adalah tanggung jawab kita untuk memberikan perlindungan terbaik kepada masyarakat”, pungkasnya. *** Gus BS / Source