FORUMKOTA.ID
Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kabupaten Semarang melakukan serangkaian kegiatan di tahun ajaran baru 2024/2025 sebagai upaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan inklusif. Ketua MKKS Kabupaten Semarang Heri Muryanto mengatakan, lingkungan belajar yang aman dan nyaman diperlukan untuk mendukung tumbuh kembang anak sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya sebagaimana diamanatkan dalam kurikulum merdeka. “Secara alami, murid SMP bukanlah orang dewasa sehingga kami harus intens dalam memfalitasi belajar mereka belajar dan memberi kesempatan anak-anak bersosialisasi sesamanya dengan meminimalisasi terjadina bullying, kekerasan seksual dan intolerasnsi sebagaimana sering disampaikan Mas Menteri dalam berbagai even”, kata Heri di sela-sela acara Apel Kesiagaan Tim Pencegahan dan Penangan Kekerasan Sekolah (PPKS).
Apel kesiagaan TPPKS dilaksalakan di GOR Pandanaran Wujil Jumat 21 Juni 2024 yang diikuti lebih dari 500 peserta dari unsur perwakilam murid SMP Negeri, SMP Swasta, MTs; TPPKS SMP Negeri dan Swasta di Kecamatan Ungaran Barat, Ungaran Timur, Bergas, Bandungan dan Bawen; Pengawas SMP, Penilik SD dan unsur-unsur masyarakat lainnya. Hadir dalam acara tersebut Bupati Semarang H. Ngesti Nugraha, S.H., M.H., Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Semarang Drs. Pujo Pramujito, Ketua PGRI Kabupten Semarang Sukaton Purtomo Priyatmo, S.H., M.M., Plt. Kepala Disdikbudpora Kabupaten Semarang Budi Riyanto, S.Pd., M.Pd., Perwakilan Polres Semarang, Perwakilan Kejaksaan Ambarawa, Perwakilan dari KPAI dan DP3AKB kabupaten Semarang. Apel juga diisi performen Tari Prajuritan oleh siswa-siswi SMP Negeri 4 Ungaran dan Baris Berbaris Paskib SMP Negeri 5 Ungaran. Kegiatan apel diakhiri dengan tanda tangan bersama Deklarasi Sekolah Ramah Anak oleh seluruh pejabat yang hadir dan seluruh peserta apel.
Sebelumnya, MKKS juga menyelenggarakan Sosialisasi Permnedikbud 75 tahun 2016 untuk penyegaran kembali Komite Sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat komite sekolah dalam rangka ikut mendukung program sekolah terutama membantu pembiayaan sekolah dari partisipasi masyarakat dalam bentuk sumbangan agar layanan pendidikan lebih optimal, kata Heri. “Hampir semua SMP Negeri di Kabupaten Semarang komite sekolahnya tidak lagi aktif mencarikan sumbangan dari partisipasi masyarakat karena takut dilaporkan melakukan pungutan. Padahal, sumbangan itu masih sangat diperlukan mengingat saat ini sekolah hanya mengandalkan dana dari Bantuan Operasional Satuan Pendidikan yang belum bisa menutupi semua kebutuhan sekolah”, terang Heri.
Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan komite sekolah sebanyak 104 orang dari 52 SMP Negeri, seluruh kepala SMP Negeri, pengawas SMP dan tamu undangan lainnya. Sebagai narasumber Kasat Binmas Polres Semarang AKP Sri Hartini, S.H. mewakili Kapolres Semarang yang baru ada kegiatan lain sehingga tidak bisa hadir sebagai narasumber. Dalam paparannya, narasumber meyampaikan bahwa penggalangan dana dari masyarakat dalam bentuk sumbangan bukan pungutan. Penggalangan dana dilakukan dengan melihat kebutuhan sekolah yang tidak dapat dianggarkan oleh anggaran negara, komite sekolah membuat proposal yang diketahui kepala sekolah sebelum melakukan penggalangan dana dan sumber daya pendidikan lainnya dari masyarakat, hasil penggalangan dana dibukukan dalam rekening bersama antara komite sekolah dan sekolah.
Selanjutnya Heri menjelaskan, Program selanjutnya yang akan dilaksanakan oleh MKKS adalah Jaksa Masuk Sekolah yang akan diselenggarakan di awal bulan September ini. Kegiatan ini akan dilaksanakan di 7 titik sesuai dengan wilayah MKKS yang meliputi 7 kelompok di mana setiap kelompoknya meliputi 2 sampai 3 kecamatan. Tujuh titik tersebut nantinya akan dibedakan menjadi dua kegiatan, 2 titik untuk kegiatan yang sasarannya guru BK dan 5 titik yang sasarannya murid. Khusus yang sasarannya guru BK pesertanya guru-guru BK Se-Kabupaten Semarang. Materi Jaksa masuk sekolah akan difokuskan pada pencerahan hukum pada peristiwa yang sering terjadi di anak-anak sekolah yaitu bullying yang berujung pada perkelahian dan tawuran..
“Kami sangat prihatin dengan maraknya medsos saat ini yang kontennya banyak yang tidak mendidik bahkan cenderung menonjolkan karakter yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita. Pengaruh medsos saat ini sudah sangat-sangat membuat kami sebagai pendidik khawatir lebih mendominasi dari pendidikan karakter yang selama ini kami ajarkan”, imbuh Heri di sela-sela kesibukannya sebagai Kepala SMP Negeri 1 Bawen. Heri menambahkan bahwa kegiatan MKKS difokuskan untuk dapat menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan inklusif. Aman dan nyaman menuju sekolah ramah anak dan inklusif karena sekolah negeri harus melayani semua kalangan masyarakat dengan tidak membeda-bedakan dari berbagai macam perbedaan latar belakang pendidikan, profesi, sosilal, budaya dan perbedaan-perbedaan lainnya.
*** Lilik Nurcholis