Perbedaan Reaksi Siswanto Di Dalam Dan Luar Kamar Kos Diplomat Arya Daru, Beri Perintah Setelah Melihat Lakban

– Siswanto penjaga kos ternyata memberi perintah setelah melihat jenazah diplomat Arya Daru Pangayunan dilakban kuning. Perintah tersebut ditujukan pada rekannya yang merekam video.

Hingga saat ini perhatian publik tertuju pada Siswanto.

Dia adalah penjaga kos di tempat Daru tinggal di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Siswanto juga merupakan orang pertama yang menemukan jasad diplomat di dalam kamar.

Selain itu, dia juga yang dihubungi istri Daru pada malam hari hingga pagi.

Ia kini menjadi saksi dalam kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri Arya Daru Pangayunan.

Siswanto memang diminta tolong untuk mengecek kamar Arya Daru Pangayunan oleh Pita.

Petugas sebenarnya sudah dua kali memeriksa Daru di kamar, pada pukul 00.23 WIB dan 05.27 WIB.

Kira-kira pukul 07.00 WIB, dia memutuskan untuk membuka jendela kamar Daru menggunakan dua obeng.

Ia didampingi seorang pria berpakaian kacamata yang bertugas merekam video.

Setelah berhasil membuka slot di dalam kamar, baru Siswanto membuka pintu menggunakan kartu smart lock.

Saat masuk, Siswanto melihat Daru terbaring di atas tempat tidur yang tertutup selimut.

Dari video yang beredar, ia sempat mengangkat selimut yang menutupi bagian kepala Daru.

Siswanto tiba-tiba panik melihat jasad diplomat yang terlilit pita kuning, lalu memerintahkan temannya untuk mengambil fotonya.

“Kenapa difoto pak, foto, dikunci mulutnya,” kata Siswanto.

“Hah,” jawab temannya.

“Foto, itu dibungkus,” kata Siswanto.

“Lho,” kata pria berkacamata.

Siswanto kemudian menyalakan lampu kamar lalu keluar.

“Foto pak. Saya tidak mau ini,” kata Siswanto.

Reaksi Siswanto kali ini berbeda dibanding video sebelumnya.

Di video lain, Siswanto terlihat tidak panik, bahkan sempat memeriksa ponselnya di depan kamar Daru.

Psikolog Zoya Amirin berpendapat bahwa reaksi Siswanto dalam video pertama tergolong tidak biasa.

Berdasarkan ilmu psikologi, kata Zoya, ada tiga jenis reaksi seseorang ketika menemukan hal yang tidak biasa.

“Ada respons psikologis yang mungkin dilakukan seseorang, yaitu rasa kaget dan tidak percaya, satu lagi respons fight, flight, atau freeze. Tentu saja, ya, lari atau berkata seperti Astagfirullah, ya Tuhan, ada reaksi fight atau freeze, dia jadi kaku,” jelasnya.

“Atau ada yang disebut dengan overstimulasi indra. Overstimulasi indra itu seperti ini, mengapa begitu, jadi bukan tipikal datar. Tapi dia seperti dia tidak bisa memproses, orang tidak bisa memproses seperti bingung syok,” tambah Zoya.

Namun, melihat reaksi Siswanto, Zoya mengatakan bahwa hal tersebut tidak memenuhi unsur dari tiga tipe.

“Ini langsung mengambil ponsel, masuk ke dalam. Sangat tenang, bagi saya secara psikologis itu agak aneh, tidak memenuhi beberapa kriteria respons psikologis ketika melihat mayat yang tidak biasa, diikat lho. Itu kan over load sensorik, fight flight atau freeze, syok dan ketidakpercayaan, ini tidak memenuhi ketiganya, bagi saya ini menjadi pertanyaan besar,” katanya.

Namun demikian, Ketua Harian Kompolnas Arief Wicaksono Sudiutomo memastikan tidak ada orang lain yang pernah masuk ke kamar diplomat Arya Daru Pangayunan.

Dalam video CCTV menurut Arief, Daru tiba di kosan sekitar pukul 22.00 WIB.

Lalu Daru mengambil pesanan makanan online dan menikmatinya di ruang makan.

Kira-kira pukul 23.00 WIB, Daru keluar kamar untuk membuang plastik hitam.

“Fakta yang diperoleh jelas tidak ada orang yang masuk ke dalam kamar setelah almarhum jam 23 menjelang tengah malam setelah membuang sampah, jadi tidak ada,” katanya.

Selain itu, kamar Daru juga terbukti terkunci dari dalam.

“Begitu dibuka pagi-pagi oleh penjaga kosan dengan disaksikan oleh kawannya, ada bukti video itu memang kamar dikunci dari dalam, jadi tidak ada sama sekali keberadaan pihak lain,” katanya.

Bahkan menurut Arief Wicaksono Sudiutomo, tidak ditemukan sidik jari dan DNA selain milik Daru.

“Dari hasil olah TKP oleh penyidik di lokasi itu tidak ditemukan sidik jari lain kecuali milik almarhum, termasuk pemeriksaan DNA di situ itu, semuanya DNA-nya identik dengan almarhum yang sudah meninggal itu,” kata Kompolnas.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp:

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t