– Yayasan Sulthan Thaha Provinsi Jambi kini secara resmi dipimpin oleh Abdullah untuk periode 2025–2029. Keputusan tersebut ditetapkan melalui rapat pembahasan dan persetujuan perubahan pengurus yang diadakan di Balai Pertemuan Sulthan Thaha, Jalan Pondok Harapan, Kelurahan Buluran Kenali, Jambi.
Rapat berlangsung dengan dihadiri oleh para pendiri, ketua umum periode sebelumnya, keluarga besar, kerabat, serta sahabat dekat. Agenda utama rapat adalah menimbang situasi dan kondisi organisasi sekaligus menentukan kepemimpinan baru demi kelancaran roda yayasan ke depan.
Hasil musyawarah yang tertuang dalam berita acara menetapkan Abdullah sebagai Ketua Yayasan Sulthan Thaha Provinsi Jambi periode 2025–2029. Ia diharapkan mampu menjadi motor penggerak yang merangkul seluruh keluarga besar, kerabat, serta sahabat yang sejalan dengan landasan yayasan.
Seperti yang tercantum dalam dasar ideologi, Yayasan Sulthan Thaha berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadis – dengan prinsip “adat bersandar pada syara’, syara’ bersandar pada Kitabullah” – serta berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Identitas keislaman dan kemelayuan Jambi juga terlihat dari pepatah adat: syara’ mengato, adat memakai.
Yayasan ini memiliki tujuan besar, di antaranya: Meningkatkan martabat dan harga diri masyarakat Jambi, terutama para fakir miskin, anak yatim piatu, kerabat, rekan sejawat, serta ibnu sabil. Selain itu juga menyatukan dan meningkatkan seluruh ahli waris serta keturunan para raja, sultan, dan ulama pejuang negeri Melayu Jambi demi mewujudkan kemaslahatan umat.
Kemudian, menerapkan syariat Islam serta melestarikan ajaran para sultan dan ulama pejuang.
Pada rapat tersebut, para pendiri, ketua umum periode sebelumnya, dan peserta yang hadir menyampaikan harapan agar Yayasan Sulthan Thaha dapat berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan rakyat Jambi.
Termasuk akses terhadap sumber daya alam dan hutan, khususnya bagi keluarga besar yayasan.
Ketua Yayasan Sultan Thaha Jambi Abdullah mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan.
Yayasan Sulthan Thaha menurut Abdullah, merupakan gerakan dalam bidang pendidikan, budaya, sosial, keagamaan, dan lingkungan hidup.
Selanjutnya, serta upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam bentuk perjuangan terhadap akses sumber daya alam dan pengakuan hak atas tanah serta ruang hidup.
“Terima kasih atas kepercayaan pendiri dan pengurus periode sebelumnya. Semoga amanah ini dapat saya pertanggungjawabkan. Saya juga mohon masukan, saran, dan kritik untuk membangun Yayasan ke depan,” pungkasnya.***