KETUA Tim Transformasi Reformasi PolriJenderal Komisaris Chryshnanda Dwilaksana mengungkapkan bahwa banyak mantan anggota polisi yang memberikan perhatian terhadap perbaikan institusi kepolisian. Chryshnanda mengatakan bahwa ia sering menerima panggilan dari para mantan petugas tersebut.
“Banyak senior yang menelepon,” kata Chryshnanda saat diwawancarai Tempo di Kantor Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri pada Senin, 6 Oktober 2025.
Kepala Lemdiklat Polri ini tidak menjelaskan secara rinci siapa dan apa saja masukan yang diberikan oleh para purnawirawan tersebut. Namun secara umum, menurutnya, mereka berharap Polri kembali kepada pedoman Tribrata yaitu pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.
Lulusan Akademi Kepolisian angkatan 1989 ini menyatakan bahwa polisi perlu memiliki hubungan yang dekat dengan masyarakat. Ia berharap polisi tidak lagi melakukan tindakan yang bertentangan dengan Tri Brata. “Berhenti berbohong, berhenti sombong, berhenti melukai masyarakat,” katanya.
Chryshnanda menyampaikan bahwa gagasan awal pembentukan Tim Transformasi Reformasi muncul saat acara Forum Belajar Bersama di Mabes Polri pada Jumat, 12 September 2025. Saat itu, Chrys bersama Mahfud MD menjadi pembicaranya. “Pada acara tersebut muncul ide pembentukan tim,” ujarnya.
Diskusi dilanjutkan dengan rapat internal yang dihadiri oleh pejabat utama Mabes Polri dan para penasihat ahli. Pada saat itu, Wakapolri meminta Chrys untuk menjadi ketuanya. “Bang, kamu jadi ketuanya ya,” katanya menirukan perkataan Wakapolri.
Laki-laki yang lahir di Magelang, Jawa Tengah, kemudian menyetujui hal tersebut. Ia mengakui menyerahkan penentuan perwira yang masuk ke struktur tim kepada pimpinan Polri lainnya. Akhirnya muncul Surat Perintah Kapolri Nomor 2749/IX/2025 yang berisi daftar nama 52 perwira.
Kepala Polisi Republik Indonesia Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa tim internal ini dibentuk guna mengevaluasi berbagai program kepolisian serta memberikan tindak lanjut terhadap masukan dari berbagai pihak, termasuk dari Komisi Reformasi Kepolisian yang sedang dibentuk oleh pemerintah.
“Segala masukan dari masyarakat, komite, baik dari segi budaya, alat musik, atau mungkin aspek kebudayaan, semuanya berkaitan dengan hal-hal yang harus kami perbaiki,” ujar Sigit kepada awak media di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, Senin, 22 September 2025.
Sigit menyatakan, tim ini akan menjadi sarana untuk meninjau perhatian masyarakat terhadap lembaga tersebut.kepolisian. Mulai dari segi operasional, pengawasan, hingga budaya perusahaan.
Intan Setiawantymembantu dalam penyusunan artikel ini