Tidak ada atlet tunggal putri yang berhasil meraih medali dalam Kejuaraan Asia Junior 2025 menunjukkan tantangan dalam mencari pengganti bagi Gregoria Mariska Tunjung dan kawan-kawan.
Thalita Ramadhani Wiryawan, sebagai putri pertama sekaligus harapan terakhirnya, harus menahan rasa kecewa setelah tersingkir di babak perempat final Kejuaraan Asia Junior 2025.
Atlet asal Surabaya kalah dari Tanvi Sharma (India) dengan skor 19-21, 14-21 dalam pertandingan yang berlangsung di GOR Indoor Manahan, Surakarta, Jumat (25/7/2025).
“Penampilan Thalita hari ini jauh dari yang diharapkan dibanding kemarin,” kata Herli Djaenudin, pelatih Pelatnas pratama yang mendampingi, kepada dan awak media lain.
Kemarin ketika dia bermain, hasilnya bisa keluar karena keunggulannya, gaya permainan, serta sikap mentalnya.
“Tadi saya bertanya, dia memang kaku,” tambah seseorang yang pernah memimpin tim tunggal putri utama tersebut.
Pada Kejuaraan Asia 2025, sektor tunggal putri sempat menjadi perhatian setelah menunjukkan performa yang tidak stabil dalam pertandingan beregu campuran, dimulai dari laga melawan Macau.
Salsabila Amiradana kalah 0-9 dari lawan dalam pertandingan estafet kelima, namun masih mampu mempertahankan keunggulan Indonesia.
Sementara Kavitha Nadjwa Aulia sebagai penutup mengalami kesulitan hingga membutuhkan 5 menit lebih untuk menyelesaikanmatch point.
Dengan Thalita, keduanya merupakan anggota tim Pelatnas pratama meskipun Salsabila dan Kavitha baru bergabung bulan lalu.
Sementara Thalita selalu unggul atas lawannya setiap kali turun.
Namun, setelah menjadi satu-satunya yang tersisa di nomornya dalam babak 8 besar Kejuaraan India dan Bangladesh Junior International Series, ia kalah dari lawan yang lebih berpengalaman.
Indonesia bulu tangkis perlu bersabar menantikan perkembangan atlet tunggal putri masa depan.
Pemulihan sektor yang dulu terkenal berkat emas Olimpiade Susy Susanti tampaknya sedang menghadapi kendala.
Ketika Gregoria Mariska Tunjung dan Putri Kusuma Wardani berada di posisi 10 besar dunia pada pekan ini, pemain pengganti mereka tertinggal cukup jauh di belakang.
Ester Nurumi Tri Wardoyo yang sempat diharapkan malah terus-menerus mengalami cedera sehingga hanya mengikuti 5 turnamen dalam 12 bulan terakhir.
Sementara Komang Ayu Cahya Dewi mengalami penurunan kepercayaan diri karena terus-menerus mengalami kekalahan di awal pertandingan. Meskipun sebelumnya dia berhasil mencapai babak final Thailand Masters pada awal tahun ini.
Meskipun demikian, potensi besar terlihat tahun lalu melalui medali perunggu Jorji di Olimpiade Paris serta kontribusi mereka dalam keberhasilan tim putri mencapai final Uber Cup.
Bahkan dalam kompetisi junior, prestasi yang menarik juga terjadi baru-baru ini.
Pada tahun 2023, Mutiara Ayu Puspitasari berhasil menjadi juara Asia Junior, sementara Chiara Marvella Handoyo memperoleh medali perak dalam Kejuaraan Dunia Junior.
Hanya saja, bersama Ni Kadek Dhinda Amartya Pratiwi, Ruzana, dan Deswanti Hujansih Nurtertiati, mereka masih berada di tingkat kompetisi bawah.
Dalam setahun terakhir, mereka hanya tampil di kompetisi bertaraf International Challenge/Series (IC/IS) hingga BWF Tour Super 100. Belum pernah mengikuti World Tour.
Jika melihat pertandingan Thalita melawan Sharma, perbedaannya jelas karena atlet berusia 16 tahun asal India tersebut telah menunjukkan performa di BWF World Tour pada tahun ini.
Sharma mengikuti US Open 2025 yang tingkatnya World Tour Super 300.
Ia mencuri perhatian dengan masuk ke babak final sebelum memaksa mantan pemain tunggal putri peringkat 10, Beiwen Zhang, bermain hinggarubber di laga puncak.
Diketahui oleh Herli, Sharma tampak lebih dewasa, lebih berpengalaman dalam sisi mental.
Herli mengingatkan bagaimana Sharma berhasil menjadi pemenang Denmark Challenge 2025. Dalam kejuaraan tersebut, Mutiara dan Kadek Dhinda dikalahkannya di babak semifinal maupun final.
Sementara itu, atlet tunggal putri muda Indonesia, Herli menyampaikan misinya untuk mendorong Mutiara dkk. meraih gelar dalam ajang Super 100 serta mencapai peringkat 50 besar dunia.
Gelar yang diperoleh dari tingkat terendah kasta kedua turnamen bulu tangkis menjadi syarat bagi mereka untuk promosi ke kelas World Tour.
“Tujuan kami sesuai dengan aturan PSSI, jika juara Super 100 maka masuk ke tim utama,” ujar Herli menjelaskan.
Maka kami memang menargetkan menjadi juara di Super 100. Jika berhasil menjadi juara di Super 100, maka akan naik ke Super 300 pada tahun ini.
| Peringkat Dunia Tunggal Putri Pelatnas | ||||
| Rank | Pemain | Usia | Event | Hasil Terbaik |
| 8 | Gregoria M. Tunjung | 25 | 14 |
Runner-up Japan S500 (’25) |
| 9 | Putri K. Wardani | 23 | 18 |
Juara Korea S300 (’24) |
| 44 | Komang A. C. Dewi | 22 | 13 |
Runner-up Thailand S300 (’25) |
| 76 | Mutiara A. Puspitasari | 19 | 10 |
Juara Luxemburg IS (’25) |
| 88 | Ni Kadek D. A. Pratiwi | 19 | 10 |
Juara Indonesia S100 (’24) |
| 96 | Chiara M. Handoyo | 20 | 9 |
Runner-up Indonesia IC (’24) |
| 99 | Ruzana | 20 | 9 |
Juara Singapore IC (’25) |
| 115 | Ester N. T. Wardoyo | 20 | 5 |
SF China S100 (’25) |
| 145 | Deswanti H. Nurtertiati | 20 | 10 |
Runner-up Slovenia IS (’25) |
| 236 | Thalita R. Wiryawan | 17 | 5 |
SF Slovenia IS (’25) |
| 1051 | Kavitha Nadjwa Aulia | 18 | 1 |
Kualifikasi Indonesia IC (’24) |
| – | Salsabila Amiradana | 18 | 0 | – |
| *) hanya turnamen tingkat dewasa dalam setahun terakhir |
Saya berikan tantangan kepada mereka, juara Super 100, selanjutnya saya ajukan ke Super 300. Agar tidak terjebak di sana saja.
“Karena memang perbedaan peringkatnya sangat jauh. Sangat jauh,” tambahnya.
Herli mengabaikan rasa bosan yang dirasakan ‘junior-junior’ Gregoria akibat perkembangan yang stagnan di tingkat bawah.
“Mereka juga sedang berusaha membuktikan diri. Kami sering berbicara, jadi mereka juga (merasakan hal yang) sama,” tegasnya.
Sebenarnya terdapat Kadek Dhinda yang telah meraih gelar Super 100 saat Indonesia Masters berlangsung di Surabaya tahun lalu.
Herli mengatakan pemain asal Bali tersebut telah masuk dalam tim tunggal putri utama yang dibimbing oleh Imam Tohari.
Kadek Dhinda mendaftar untuk kompetisi Super 300 berikutnya, Macau Open yang akan diadakan minggu depan, 29 Juli hingga 3 Agustus 2025, bersama Ester dan Komang.
Sayangnya, peringkat yang rendah membuatnya tetap berada dalam daftar cadangan.
Selanjutnya, Mutiara, Chiara, Ruzana, Kavitha, dan Salsabila tercantum sebagai peserta dalam Malaysia International Challenge yang berlangsung pada 12-17 Agustus 2025.