.CO.ID, JAKARTA — Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengeluarkan perjanjian bersama Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru mengenai penyerahan hak pengelolaan lahan (HPL) wilayah rencana Pelabuhan Palembang Baru Tanjung Carat. Pelabuhan tersebut akan dibangun di Tanjung Carat, Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan.
Selain pemberian HPL, kedua belah pihak juga mencapai kesepakatan mengenai nota kesepahaman (memorandum of understandingPerjanjian Kerja Sama (MoU) mengenai penyelenggaraan pelabuhan pangan regional di Sumatra Selatan (Sumsel).
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyampaikan, Pelabuhan Palembang Baru Tanjung Carat akan segera dimulai pembangunannya pada awal tahun 2026 mendatang. Ia berharap, proyek tersebut dapat selesai dalam jangka waktu tiga hingga empat tahun ke depan.
“Momennya menjadi bukti langkah penting yang nyata bagi kita bersama,” kata Menhub Dudy dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Ahad (2/11/2025).
Ia menekankan bahwa pemerintah hadir untuk memperkuat koneksi maritim dan memastikan kelancaran distribusi logistik. Pembangunan Pelabuhan Palembang Baru Tanjung Carat diharapkan mampu menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi, khususnya di Sumsel dan wilayah Sumatera bagian selatan secara keseluruhan.
Pelabuhan New Palembang di Tanjung Carat akan dibangun di atas area seluas 59,5 hektar. Salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) ini akan menjadi pelabuhan utama yang mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya di Sumatera Selatan, sesuai dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 16 Tahun 2025.
“Saya berharap seluruh pihak yang terkait mampu melanjutkan Nota Kesepahaman ini secara baik sebagai wujud kerja sama dan keterpaduan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN/BUMD, sektor swasta, serta berbagai pihak lain yang relevan,” ujar Dudy.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Daru menekankan pentingnya pengembangan Pelabuhan Palembang Baru Tanjung Carat. Menurutnya, pelabuhan ini bisa menjadi pusat kegiatan pelabuhan Sumsel. Karena, pelabuhan yang ada saat ini sudah tidak memenuhi kebutuhan.
“Lokasi Pelabuhan Boom Baru terletak di tengah kota. Lalu lintas kendaraan berat yang masuk dan keluar dari pelabuhan menyebabkan kemacetan serta risiko kecelakaan lalu lintas,” kata Herman.
Selain itu, pelabuhan tersebut juga mengalami penyempitan kedalaman sungai sehingga tidak mampu dikunjungi oleh kapal-kapal besar. Herman menyampaikan hal ini menjadi tantangan dalam memaksimalkan potensi Sumsel.
“Potensi Sumatera Selatan sangat besar. Sumatera Selatan memiliki lahan kelapa sawit seluas 1,4 juta hektar. Kontribusi produksi karet nasional juga mencapai 30 persen di sini. Terdapat pula produksi batu bara. Potensi ini yang ingin kami tingkatkan,” ujar Herman.
Berdirinya pelabuhan baru diharapkan mampu mengurangi beban logistik, sehingga biaya logistik menjadi lebih ringan. Proses pengiriman logistik juga akan berjalan lebih efisien dan lancar.