Wagub Jatim Emil Dardak Menyangkal Isu PHK Massal PT Gudang Garam: Pabrik Masih Berjalan, Ada Skema Pensiun Dini

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak ikut membantah kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di PT Gudang Garam Tbk, yang belakangan ramai diperbincangkan.

Emil mengatakan bahwa langkah PT Gudang Garam Tbk bukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, melainkan melakukan restrukturisasi dengan skema khusus pensiun dini bagi karyawannya.

“Kemarin pihak Gudang Garam memang menyatakan bahwa itu bukan PHK massal. Pabrik masih beroperasi, hanya ada penyesuaian jumlah karyawan dengan opsi pensiun dini,” kata Emil di Gedung Negara Grahadi, Rabu (10/9).

Ia mengakui tantangan yang dihadapi industri tembakau semakin berat. Selain maraknya rokok ilegal, perusahaan juga menyuarakan aspirasi mengenai berbagai faktor lain yang turut memengaruhi keberlangsungan usaha mereka.

“Jelasnya, sektor ini (industri tembakau) memberikan lapangan kerja yang signifikan bagi Jawa Timur. Pasar tembakau merupakan kontributor terbesar kedua, setelah industri makanan,” lanjutnya.

Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) bersama aparat penegak hukum terus berupaya menekan peredaran rokok ilegal yang merugikan industri tembakau resmi, dengan cara holistik.

“Kami terus berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk mencegah peredarannya, dan semua bupati serta wali kota juga aktif berpartisipasi. Kami berharap solusi bisa ditemukan agar industri tembakau tetap terjaga,” tegas Emil

Sebelumnya, dunia maya dihebohkan dengan berita PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) massal di PT Gudang Garam, pabrik rokok legendaris di Jawa Timur. Momen karyawan berpamitan pun tersebar luas di media sosial.

Dalam video berdurasi satu menit 18 detik, yang diunggah ulang oleh akun Instagram @inijawatimur, terlihat para karyawan berbaris rapi dan saling berjabat tangan. Wajah mereka lesu. Beberapa dari mereka bahkan menitikkan air mata saat berpamitan.

“Semoga banyak, sehat-sehat, ya,” kata seorang karyawan laki-laki tinggi berpakaian seragam merah-biru, sambil berpamitan dan memeluk temannya. Wajahnya tersenyum, namun nada sedihnya tidak bisa disembunyikan.