– Minuman energi sering kali dianggap sebagai minuman populer di kalangan remaja untuk mendapatkan suntikan energi dan fokus secara cepat. Namun, di balik kemasannya yang menarik, terdapat sejumlah risiko kesehatan yang serius.
Mengutip dari Times of India, sebuah studi menunjukkan bahwa konsumsi minuman energi telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit ginjal, gangguan jantung, kecemasan, insomnia, tekanan darah tinggi, sakit kepala, dan gangguan pencernaan, terutama di kalangan remaja dan orang muda.
Dari Tren Menjadi Ancaman Kesehatan
Meskipun minuman energi seperti Kartindeng, M-150, atau Monster Energy dikenal sebagai solusi cepat untuk mengatasi kelelahan, fakta nya, konsumsi rutin justru memicu berbagai masalah kesehatan. Studi menunjukkan bahwa minuman ini dapat memicu penyakit ginjal, insomnia, tekanan darah tinggi, dan gangguan pencernaan.
Selain itu, Dr. Anna Svatikova dari Mayo Clinic menjelaskan bahwa kandungan kafein yang tinggi membuat minuman energi bersifat diuretik, yang ironisnya justru dapat memicu dehidrasi. Minuman berenergi juga dikatakan dapat menyebabkan stres oksidatif, kerusakan hati, hingga cedera ginjal akut.
Gaya Hidup Remaja yang Rentan
Bagi sebagian remaja, minuman energi telah menjadi bagian dari gaya hidup. Mereka mengonsumsinya untuk menambah stamina saat mengerjakan tugas, saat berkumpul, atau bahkan sebelum berolahraga.
Kebiasaan ini sangat berisiko karena kandungan kafein dan gula yang berlebihan membuat tubuh bekerja lebih keras.
Meskipun efeknya terasa segar sesaat, ada ancaman serius yang mengintai, seperti kelelahan ekstrem, mudah marah, hingga gangguan konsentrasi.
Alternatif Minuman yang Lebih Sehat
Para ahli menyarankan agar remaja mulai beralih ke pilihan minuman yang lebih sehat namun tetap bermanfaat.
Alternatif yang jauh lebih baik sebagai pengganti minuman energi antara lain teh herbal, jus buah, air kelapa, dan air mineral biasa.
Minuman-minuman ini dapat memberikan hidrasi, nutrisi penting, dan dorongan energi yang lebih alami tanpa efek negatif dari kafein atau gula berlebihan.
Selain itu, melakukan aktivitas fisik secara rutin dan memiliki jam tidur yang cukup juga penting untuk menjaga tingkat energi tetap stabil sepanjang hari.
Mengonsumsi sayuran yang kaya protein serta buah-buahan segar juga berperan penting dalam pembentukan energi alami.
Lebih baik mengbiasakan tubuh mendapatkan energi dari pilihan yang sehat dan berkelanjutan daripada bergantung pada sumber energi berbahaya yang hanya memberikan dorongan sesaat.
Asupan nutrisi seimbang dari makanan bergizi dapat menjaga kestabilan energi, meningkatkan konsentrasi, serta mendukung kesehatan secara keseluruhan.
Dengan konsistensi, kebiasaan kecil ini akan membentuk ketahanan fisik dan mental yang lebih kuat dalam jangka panjang.
