Kabupaten Demak, Selayang Pandang

Masjid Agung Demak

Demak | Forum Kota – Kabupaten Demak terdiri dari 14 kecamatan, 6 kelurahan, dan 249 desa. Kabupaten Demak merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Demak ini berbatasan dengan Laut Jawa di barat, Kabupaten Jepara di utara, Kabupaten Kudus di timur, Kabupaten Grobogan di tenggara, serta Kota Semarang dan Kabupaten Semarang di sebelah barat. Kabupaten Demak memiliki luas 897,43 km² dan berpenduduk  1.203.956 jiwa (2020).

Sejarah Demak tidak lepas dari Kerajaan Majapahit khususnya saat  pemerintahan Prabu Brawijaya V atau Prabu Kertabumi. Raden Fatah sebagai Sultan pertama Kasultanan Bintoro. Demak merupakan putra Prabu Kertabumi dengan Putri Cempa. Sewaktu dalam kandungan, Putri Cempa dihadiahkan  kepada Aria Damar, penguasa Palembang. Oleh sebab itu, Raden Fatah lahir di  Palembang.

Peta Administrasi Kabupaten Demak

Setelah dewasa Raden Fatah berguru pada Sunan Ampel dan dinikahkan dengan putrinya yang bernama Nyai Ageng Maloka. Atas perintah Sunan Ampel, Raden Fatah  bermukim   di Glagah Wangi atau Bintoro untuk  menyiarkan agama Islam. Selanjutnya Raden Fatah dan Sunan Ampel pergi ke Majapahit menghadap Prabu Kertabumi untuk menceritakan asal usul dan tujuannya membuka Glagah Wangi atau Bintoro.

Mendengar hal tersebut Prabu Kertabumi mengakuinya sebagai putra dan mengijinkan Raden Fatah  meneruskan tujuannya dan mendirikan masjid. Bintoro semakin berkembang tidak hanya sebagai pusat penyiaran Agama Islam, namun juga sebagai pusat kegiatan politik, militer,  perdagangan dan pengembangan budaya Islam Indonesia. Raden Fatah kemudian diangkat sebagai Adipati Notopraja.

Pertumbuhan Kadipaten Bintoro menjadi pesat. Hal ini tidak terlepas dari kekalutan  politik di pusat Kerajaan Majapahit yang  diwarnai  oleh munculnya kembali benih pertentangan antara keturunan Dinasti Singosari dengan  Kediri. Girindra Wardana Dyah Rama Wijaya putri Bhre Pandan Salas menyerbu  Keraton Majapahit, dan Prabu Kertabumi gugur dalam peperangan. Mendengar  Prabu Kertabumi wafat, Raden Fatah mengirimkan   pasukan perang dipimpin  Pangeran Kudus untuk menyerbu Majapahit sebagai  balas atas wafat ayahnya.

Setelah berhasil mengalahkan Majapahit, Demak berusaha memunculkan diri sebagai penguasa politik di Jawa. Atas upaya para Wali didukung para  penguasa  wilayah yang sudah menganut Agama Islam, Raden Fatah kemudian dinobatkan menjadi Sultan Demak yang pertama dengan gelar Senopati Jimbun Ngabdul Rahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Selanjutnya Demak meluaskan  kekuasaannya ke arah barat, yaitu Cirebon.

Pada tahun 1512 Masehi dikirimlah ekspedisi militer ke Malaka untuk memerangi penjajah Portugis. Pada masa itu pula, budaya Islam berkembang dengan pesat hingga saat ini. Perpaduan  unsur budaya dan tradisi pra Islam dengan budaya Islam memberikan warna tumbuhnya budaya baru di Indonesia, seperti upacara perayaan Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi dan lain-lain, dilakukan oleh masyarakat muslim di pusat kerajaan sampai ke desa-desa.

Berbagai tradisi dan seni bernafaskan Islam berkembang luas dan masih terlihat di bekas pusat-pusat kerajaan, seperti Cirebon, Banten, Mataram, Aceh dan beberapa tempat yang lain.

Hasil penelitian dan pengkajian oleh  panitia penyusunan hari jadi, maka penobatan Raden Fatah yaitu tanggal 12 Rabiul Awal 1425 Saka, setelah dikonversikan jatuh pada  tanggal 28 Maret Masehi. *** GusBS / source