Beras dan Rokok Tetap Beban Utama Warga Miskin Indonesia

Jakarta, IDN Times– Beras dan rokok kretek filter menjadi dua barang yang memberikan kontribusi terbesar terhadap garis kemiskinan (GK) di Indonesia pada Maret 2025, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2025, beras berkontribusi sebesar 21,06 persen terhadap GK di perkotaan dan 24,91 persen di perdesaan.

“Rokok kretek berfilter memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap GK (10,72 persen di kota dan 9,99 persen di pedesaan),” demikian laporan BPS yang dikutipIDN Times, Sabtu (26/7/2025).

Komoditas lain yang termasuk dalam lima besar kontributor GK antara lain telur ayam petelur (4,50 persen di kota dan 3,62 persen di desa) serta daging ayam petelur (4,22 persen di kota dan 2,98 persen di desa).

1. Makanan instan hingga kopi juga berkontribusi

Selain beras dan rokok, beberapa komoditas pangan lainnya juga memberikan kontribusi terhadap GK. Mi instan berkontribusi sebesar 2,47 persen di wilayah perkotaan dan 2,08 persen di daerah pedesaan.

“Kopi bubuk dan kopi instan (2,29 persen di daerah perkotaan serta 2,16 persen di wilayah pedesaan),” tulis BPS.

Kontributor lainnya meliputi roti, kue basah, bawang merah, gula pasir, tempe, tahu, serta tongkol/tuna/cakalang, dengan besaran kontribusi berkisar antara 1,7 hingga 2,1 persen di setiap daerah.

Ini Penyebab BPS Belum Mengadopsi Garis Kemiskinan Terbaru dari Bank Dunia

2. Perumahan, bahan bakar minyak, dan listrik menjadi penggerak utama komoditas non-pangan

Untuk komoditas yang bukan berupa makanan, perumahan menjadi kontributor terbesar terhadap GKP, yaitu sebesar 9,11 persen di daerah perkotaan dan 8,99 persen di daerah pedesaan. Diikuti oleh bensin dengan kontribusi 3,06 persen di kota dan 3,03 persen di desa, serta listrik yang menyumbang 2,58 persen di kota dan 1,52 persen di desa.

BPS juga mencatat sumbangan dari komponen lain seperti pendidikan, perlengkapan mandi, perawatan kulit dan rambut, sabun cuci, serta kesehatan, yang secara keseluruhan memberikan kontribusi kurang dari tiga persen per barang.

Secara keseluruhan, tingkat penduduk miskin nasional pada Maret 2025 mencapai 8,47 persen. Angka ini mengalami penurunan sebesar 0,10 poin dibandingkan September 2024 dan turun 0,56 poin dibandingkan Maret 2024.

“Jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2025 mencapai 23,85 juta jiwa, turun sebanyak 0,20 juta orang dibandingkan September 2024 dan berkurang 1,37 juta orang jika dibandingkan Maret 2024,” tulis BPS.

3. Daftar lengkap barang yang berkontribusi pada garis kemiskinan

Kontribusi barang atau produk terhadap garis kemiskinan:

Perkotaan

Komoditas makanan:

  • Beras: 21,06

  • Rokok kretek filter: 10,72

  • Telur ayam ras: 4,50

  • Daging ayam ras: 4,22

  • Mie instan: 2,47

  • Bubuk kopi dan kopi instan (sachet): 2,29

  • Roti: 2,09

  • Kue basah: 1,98

  • Bawang merah: 1,79

  • Gula pasir: 1,78

  • Tempe: 1,77

  • Tahu: 1,72

  • Lainnya: 17,29

Komoditas bukan makanan:

  • Perumahan: 9,11

  • Bensin: 3,06

  • Listrik: 2,58

  • Pendidikan: 2,07

  • Perlengkapan mandi: 1,31

  • Perawatan kulit, wajah, kuku, rambut: 0,79

  • Kesehatan: 0,72

  • Lainnya: 6,68

Perdesaan

Komoditas makanan:

  • Beras: 24,91

  • Rokok kretek filter: 9,99

  • Telur ayam ras: 3,62

  • Daging ayam ras: 2,98

  • Gula pasir: 2,40

  • Bubuk kopi dan kopi instan (sachet): 2,16

  • Mie instan: 2,08

  • Bawang merah: 1,99

  • Cabe rawit: 1,86

  • Kue basah: 1,86

  • Roti: 1,84

  • Tongkol/tuna/cakalang: 1,72

  • Lainnya: 18,66

Komoditas bukan makanan:

  • Perumahan: 8,99

  • Bensin: 3,03

  • Listrik: 1,52

  • Pendidikan: 1,25

  • Perlengkapan mandi: 1,15

  • Sabun cuci: 0,76

  • Perawatan kulit, wajah, kuku, rambut: 0,73

  • Lainnya: 6,50

Celios: Pendapatan yang Dapat Digunakan Mungkin Sebagai Metode yang Tepat untuk Mengukur Kemiskinan