–Usia hanyalah angka—begitu pendapat banyak orang. Namun di balik kalimat itu, terdapat satu fakta yang sulit ditolak: seiring bertambahnya usia, kemampuan berpikir kita memang cenderung menurun.
Namun, hal tersebut tidak berarti tidak bisa dihindari. Justru, sejumlah kecil orang justru menunjukkan pikiran yang semakin tajam ketika memasuki usia 70-an. Bukan pendidikan tinggi atau status sosial yang menjadi perbedaan antara mereka.
Justru kebiasaan kecil yang sering dianggap remeh menjadi faktor utama dalam menentukan ketajaman pikiran seseorang pada masa tua.
Di tengah kebanyakan yang cepat lupa, mudah lelah, dan rentan kebingungan, mereka tetap konsentrasi, jelas, serta memiliki perspektif berbeda terhadap dunia.
Orang-orang yang termasuk dalam kelompok ini masih mampu melakukan berbagai kegiatan yang secara ilmiah telah terbukti mempertahankan ketajaman pikiran.
Dan menakjubkannya, banyak orang tidak menyadari bahwa kemampuan melakukan hal-hal ini pada usia 70-an merupakan tanda kecerdasan di atas rata-rata.
Dikutip dari Your Tango, Senin (4/8/2025), empat kegiatan ini dianggap sebagai faktor utama dalam menjaga kecerdasan otak saat usia lanjut.
Jika Anda atau seseorang yang dekat dengan Anda masih melakukannya hingga saat ini, mungkin Anda termasuk salah satu pikiran paling tajam di kalangan generasi Anda.
1. Menulis sebagai Cara Membersihkan Pikiran
Mengarang bukan hanya sekadar mengungkapkan gagasan, tetapi cara untuk melatih pikiran agar menjadi tajam dan teratur. Ketika Anda menulis, Anda diwajibkan untuk memahami, merenungkan, dan mengatur ulang informasi yang ada dalam pikiran.
Proses ini yang membuat kemampuan berpikir menjadi lebih mendalam dan tajam. Bahkan banyak penulis mengakui bahwa mereka baru memahami isi pikiran mereka setelah mulai menulis.
Bukan hal penting untuk menjadi penulis buku atau kolumnis terkenal—cukup dengan menulis di media sosial, blog pribadi, atau jurnal harian. Menulis membantu mengasah fokus, logika, dan refleksi diri, yang sangat bernilai bagi seseorang di usia tua.
2. Menggali Pengalaman Anyar di Luar Kehabitan
Pernahkah Anda bertemu seorang kakek yang rutin mengikuti kelas keramik atau nenek yang tiba-tiba mulai belajar menyelam? Mereka ini memahami rahasia kecil: otak perlu hal-hal baru agar tetap segar.
Semakin sering Anda meninggalkan kebiasaan sehari-hari dan mencoba hal baru yang belum pernah Anda lakukan sebelumnya, semakin baik hubungan antar sel saraf dalam otak Anda.
Bukan hanya sekadar kegiatan sosial, pengalaman yang baru mampu menciptakan perspektif yang berbeda serta memperkaya kesadaran bawah pikiran.
Ketika Anda belajar dari pengalaman yang berbeda, Anda tidak hanya mengingat—Anda menciptakan pola pikir yang tidak biasa, dan ini merupakan ciri khas dari pikiran yang luar biasa.
3. Belajar Melalui Perbuatan, Bukan Hanya Membaca
Banyak orang menganggap bahwa membaca merupakan metode utama dalam proses belajar. Namun, kenyataannya, pembelajaran yang paling efisien terjadi ketika kita melakukan sesuatu.
Anda mungkin membaca ratusan buku mengenai berkebun, tetapi tidak akan benar-benar memahami intinya sampai tangan Anda sendiri menyentuh tanah.
Ilmu yang diterapkan akan lebih melekat di otak karena melibatkan perasaan, fokus, dan pengulangan tindakan.
Itulah mengapa orang yang aktif melakukan aktivitas fisik—mulai dari memasak hingga mencoba teknologi terbaru—cenderung lebih mampu menghadapi penurunan kemampuan kognitif.
4. Bermain Alat Musik sebagai Latihan Kognitif Keseluruhan
Jika Anda masih mampu bermain gitar, meniup flute, atau bahkan hanya memainkan ukulele di usia 70-an, selamat—otak Anda sedang melakukan “latihan menyeluruh di seluruh bagian”.
Berdasarkan penelitian neuropsikologi, bermain alat musik melibatkan hampir seluruh bagian otak secara bersamaan, mulai dari memori, koordinasi, hingga perasaan.
Instrumen musik tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi latihan kognitif yang sangat tinggi yang mampu memperlambat penuaan otak.
Tidak heran jika banyak orang tua yang tetap memiliki pikiran yang segar, yaitu mereka yang rutin bermain alat musik. Dan kabar baiknya, tidak pernah terlambat untuk memulai belajar.
Kecerdasan mental pada usia 70-an bukanlah hal yang langka, melainkan hasil dari kebiasaan yang terus-menerus dikembangkan. Empat aktivitas ini tidak hanya menjaga otak tetap aktif, tetapi juga memberikan perasaan hidup yang utuh dan bermakna.
Bukan sekadar untuk pamer atau membandingkan, tetapi untuk menjaga kualitas kehidupan dan tetap terhubung secara sehat—dengan diri sendiri maupun lingkungan sekitar.