JAKARTA, Kebijakan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang melarang penggunaan rekening yang tidak aktif selama lebih dari tiga bulan mendapat respons negatif dari masyarakat.
Sejumlah teller bankmenyatakan bahwa saat ini mereka “dihampiri” oleh banyak nasabah lansia yang cemas karena rekeningnya tiba-tiba ditutup dan khawatir akan segera dibekukan.
Peristiwa ini berlangsung sejak PPATK mengambil kebijakan untuk memutus rantai tindak pidana keuangan dengan menonaktifkan rekening.dormant.
Nasabah lansia serbu bank
Ebby (bukan nama asli) (22), karyawan bank di Depok, Jawa Barat, mengungkapkan bahwa beberapa nasabah lansia datang ke tempat kerjanya sejak pagi hari Kamis (31/7/2025).
Mereka membawa buku tabungan dan langsung meminta transaksi kecil seperti penarikan tunai atau setoran tunai.
Salah satu contohnya adalah Ibu Lastri (40), dia datang terburu-buru dengan wajah yang cemas. Katanya takut rekeningnya diblokir karena jarang digunakan. Maka dia melakukan transaksi hanya agar dianggap aktif,” kata Ebby kepada.
Kepada Ebby, Lastri mengungkapkan bahwa ia menerima informasi dari ibu-ibu lain di kompleks yang juga sama-sama pergi ke bank pada hari itu.
“Mereka ini tujuannya menabung, bukan untuk transaksi harian. Tapi sekarang jadi terpaksa mengambil uang hanya agar rekeningnya aman,” kata Ebby dengan prihatin.
Sejalan dengan hal tersebut, Leony (bukan nama asli) (25 tahun), petugas teller di Jakarta Barat, mengatakan bahwa nasabah lansia mendominasi antrian belakangan ini.
Mereka merasa kesal karena tidak mengerti mengapa rekening mereka diblokir, meskipun hanya digunakan untuk menabung atau menerima transfer bulanan dari anak.
“Yang datang biasanya bingung. Ada yang kesal, tapi sebagian besar hanya bertanya-tanya, mengapa rekening sendiri justru dibatasi,” kata Leony.
Nilai kebijakan PPATK tidak sesuai
Leony menekankan bahwa kebijakan PPATK seharusnya fokus pada rekening-rekening yang memiliki pola transaksi yang mencurigakan.
Ia merasa tidak adil jika semua rekening yang tidak aktif langsung dihentikan tanpa mempertimbangkan situasi pemiliknya.
Jika memang terdapat tanda-tanda perjudianonlineatau pencucian uang, silakan ditindak. Namun jika ibu-ibu hanya menabung, lalu diblokir, hal itu menjadi kacau,” katanya.
Selain merugikan pelanggan, Leony menganggap kebijakan ini menambah beban kerjafrontlinerPetugas bank harus menjelaskan secara bertahap mengenai prosedur keberatan dan pengaktifan kembali.
“Bayangkan saja, antrean yang panjang, sementara kami harus memberikan edukasi kepada nasabah mengenai PPATK, CDD, dan sejenisnya. Mereka tidak memahami istilah-istilah tersebut,” tambahnya.
Menurut Leony, pemerintah dan lembaga pengawas sebaiknya melakukan analisis yang lebih mendalam sebelum mengambil kebijakan pemblokiran besar-besaran terhadap rekening.dormant.
“Tidak semua yang tidak aktif itu mencurigakan. Bisa saja karena memang digunakan untuk dana darurat, atau dipakai secara musiman,” katanya.
Penjelasan resmi PPATK
Kepala Biro Humas PPATK, Natsir Kongah, menyampaikan bahwa kebijakan pembekuan rekening yang tidak aktif bertujuan untuk menjaga sistem keuangan nasional dari penggunaan yang tidak semestinya, khususnya terkait perjudian.online dan pencucian uang.
“Ini merupakan bagian dari strategi kami untuk menghentikan kegiatan ilegal yang memanfaatkan rekening-rekening yang tidak aktif,” ujar Natsir saat dihubungi., Kamis (31/7/2025).
Menurut Natsir, puluhan juta rekeningdormanttelah dibatasi dan sebagian besar kini telah kembali dibuka setelah diverifikasi.
Pengguna hanya perlu datang ke bank sambil membawa KTP, buku tabungan, serta mengisi formulir keberatan agar dapat melewati proses tersebut.Customer Due Diligence (CDD).
“Setelah data disinkronkan, bank akan mengaktifkan kembali rekening tersebut,” katanya.
PPATK juga menawarkan bantuan melalui WhatsApp nomor 0821-1212-0195 atau email ke call195@ppatk.go.id.
Berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 2010 mengenai Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), PPATK memiliki kewenangan untuk membekukan rekening yang mencurigakan.
Selama tahun 2024, lebih dari 28.000 rekening digunakan oleh jaringan sindikat keuangan ilegal, termasuk perjudianonline,” ujar Natsir.
Ia meminta masyarakat agar tetap tenang dan melakukan verifikasi langsung ke bank apabila mengalami pembekuan.